Pendidikan merupakan sesuatu yang sangat penting untuk membangun sebuah bangsa. Pertumbuhan dan kemajuan bangsa tergantung pada system pendidikan yang diterapkan dalam suatu Negara. Dengan system pendidikan yang baik dan benar akan memunculkan pemimpin-pemimpin baru yang dapat berkontribusi dengan baik untuk memajukan suatu bangsa. Masyarakat yang berpendidikan akan membentuk karakter yang setidaknya tidak menyimpang dari norma-norma agama dan norma-norma yang berlaku di daerahnya. Tanpa adanya pendidikan manusia tidak dapat memahami nilai-nilai moral yang seharusnya mereka jaga sehingga mereka dengan seenaknya melakukan kerusakan terhadap tatanan kehidupan dan alam.
Dalam hal ini, Indonesia terus
mencoba memperbaiki kualitas pendidikan di Indonesia dengan membuat berbagai
kebijakan dan perubahan system pendidikan agar membentuk SDM (Sumber Daya
Manusia) yang berkualitas. Pendidikan tak sepenuhnya menjadi tanggungjawab
pemerintah. Namun, peran pemerintah atau Negara sangatlah penting dalam
membentuk SDM yang berilmu pengetahuan serta menjunjung tinggi moralitas
kehidupan.
Salah satu lembaga pendidikan yang
memberi pengaruh besar bagi Indonesia adalah Pondok Pesantren. Pondok Pesantren
merupakan lembaga pendidikan dimana para santrinya (murid) tinggal bersama
dibawah bimbingan seorang guru atau yang lebih dikenal dengan kyai. Pondok Pesantren juga dikenal sebagai
lembaga pendidikan non-formal karena system pendidikan yang berbeda dari yang
ditetapkan oleh pemerintah namun memiliki tujuan yang sangat baik. Kegiatan
pendidikan agama di Nusantara telah dimulai sejak tahun 1596. Kegiatan agama
inilah yang kemudain dikenal dengan Pesantren. Dalam catatan Howard M.
Federspiel salah seorang pengkaji ke-Islaman di Indonesia, menjelang abad ke-12
pusat-pusat studi di Aceh dan Palembang
(Sumatera), di Jawa Timur dan diGowa (Sulawesi) telah menghasilkan
tulisan-tulisan penting dan telah menarik santri untuk belajar.
Pondok
Pesantren telah memunculkan kader-kader pemimpin yang berperan penting dalam
system pemerintahan di Indoonesia, karena ia adalah satu-satu lembaga
pendidikan yang melahirkan ulama yang memiliki kemampuan lebih, kapasitas
intlektual yang mamadai, wawasan, akses pengetahuan dan informasi yang cukup
serta responsif terhadap modernisasi dan globalisasi. Selain itu Pondok
Pesantren juga melahirkan cendekiawan-cendekiawan
intelektual, agamawan-agamawan yang nasionalis, guru-guru bangsa yang
mengabdikan tanpa pamrih, dan bahkan pahlawan-pahlawan bangsa yang sangat gigih
berjuang mengorbankan segalanya demi kemerdekaan bangsa dari kolonial dan
imperial yang mengukung bangsa Indonesia.
Beberapa tokoh yang berperan penting dalam
kemajuan di Indonesia sudah berkontribusi dengan baik untuk memajukan
kesejahteraan rakyat serta menjadikan Indonesia lebih maju dan berkembang.
Tokoh-tokoh tersebut antara lain:
1.
Abdurrahman Wahid
- SMP di Pondok Pesantren Krapyak. Pada tahun 1957 memulai Pendidikan Muslim di Pesantren Tegalrejo dan menyelesaikan pendidikan pesantren dalam waktu dua tahun (seharusnya empat tahun). Pada tahun 1959, Wahid pindah ke Pesantren Tambakberas di Jombang
- Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (1984-1999)
- Presiden Indonesia yang keempat (1999-2001)
-
Abdurrahman Wahid
2.
Hidayat Nur Wahid
- Lulusan Pondok Modern Darussalam Gontor pada tahun 1943
- Ketua MPR pada tahun 2004 hingga 2009
- Deklarator dan Presiden kedua Partai Keadilan Sejahtera (PKS)
- Pernah mendapat penghargaan Bintang Mahaputra
Adipradana dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono
Hidayat Nur Wahid
3.
Din Syamsuddin
- Lulusan Pondok Modern Darussalam Gontor pada tahun 1975
- Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah
- Ketua Majelis Ulama Indonesia yang ke-6
menggantikan Mohammad Ahmad Sahal Mahfudz
Din Syamsuddin
4.
Abdurrahman Mohammad Fachir
- mengenyam pendidikan tingkat menengah di Pondok Pesantren Wali Songo Ngabar dan Pondok Modern Darussalam Gontor tahun 1978
- Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Republik Indonesia di Republik Arab Mesir (2007-2011)
- Direktur Jenderal Informasi dan Diplomasi Publik Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia (2011-2014)
- Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh
Republik Indonesia di Kerajaan Arab Saudi (Maret-Oktober) 2014.
Abdurrahman Mohammad Fachir
5.
KH.Ma'ruf Amin
- Lulusan Pondok Pesantren Tebu Ireng, Jombang Jawa Timur
- Anggota Dewan Pertimbangan Presiden sejak 10 April 2007 dan dilantik kembali untuk periode kedua pada 25 Januari 2010
- Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia Pusat
KH.Ma'ruf Amin
Beberapa Pondok Pesantren sangat diminati oleh masyarakat baik dalam negeri maupun luar negeri, entah karena system pendidikannya maupun lulusan yang berperan penting didaerahnya. Salah satunya yaitu Pondok Modern Darussalam Gontor yang membina santrinya terutama pada jenjang pendidikan yang dibagi menjadi dua yaitu KMI (Kulliyatul Mu'allimin/Mu'allimat Al-Islamiyyah) dan Universitas Darussalam (UNIDA). KMI adalah Lembaga pendidikan khusus santri putra (Mu'allimin ) dan putri (Mu'allimat) tingkat menengah, dengan masa belajar 6 atau 4 tahun, setingkat Tsanawiyah dan Aliyah. Sedangkan Universitas Darussalam (UNIDA) adalah Perguruan Tinggi yang bersifat Pesantren di mana seluruh mahasiswa berada di dalam asrama kampus di bawah bimbingan rektor (sebagai kyai) dengan beberapa fakultas, seperti:
- Fakultas Ushuluddin: Perbandingan Agama, Akidah dan Filsafat Islam, Ilmu al-Quran dan Tafsir
- Fakultas Tarbiyah: Pendidikan Agama Islam, Pendidikan Bahasa Arab
- Fakultas Syariah: Perbandingan Madzhab dan Hukum, Hukum Ekonomi Islam
- Fakultas Ekonomi dan Manajemen: Ekonomi Islam, Manajemen Bisnis
- Fakultas Humaniora: Hubungan Internasional, Ilmu Komunikasi
- Fakultas Ilmu Kesehatan: Farmasi, Ilmu Gizi, Keselamatan dan Kesehatan Kerja
- Fakultas Sains dan Teknologi: Teknik Informatika, Agroteknologi, Teknologi IndustriPertanian
Hadirnya pondok pesantren dapat menjadi solusi
bagi pendidikan di Indonesia serta dapat mewujudkan cita-cita bangsa. System
pendidikan seperti inilah yang Indonesia butuhkan. Melahirkan kader-kader
pemimpin bangsa yang memiliki
kemampuan lebih, kapasitas intlektual yang mamadai, wawasan, akses pengetahuan
dan informasi yang cukup serta responsif terhadap modernisasi dan globalisasi
adalah tujuan yang mesti dicapai, bukan pemimpin yang korupsi, hanya
mementingkan dirinya sendiri tanpa memikirkan orang lain dan dampak yang akan
terjadi.



0 Comments